Kisah Unik - Langkah-langkah dan kebijakan teranyar Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) dikabarkan bikin Raja Salman bin Abdulaziz bin al-Saud gerah. Keputusan penting yang diambil MBS dalam sepekan terakhir rupanya ada ketidaksepakatan di baliknya.
Media Inggris, The Guardian dan dilansir Press TV, Rabu (6/3/2019), melaporkan, keretakan Raja Salman dengan pewaris takhtanya itu tercium ke permukaan sejak kasus pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi pada Oktober 2018 lalu.
Muncul isu bahwa pembunuhan brutal terhadap kolumnis The Washington Post itu atas suruhan MBS. Pemerintah Saudi telah membantah hal ini.
Murka Penjaga 2 Kota Suci ke Putra Mahkota Penuh Kontroversi
Isu keretakan terkait hubungan Raja Salman juga di antaranya dipicu kebijakan MBS terkait pertempuran di Yaman yang dilanda konflik berkepanjangan.
Seorang sumber mengatakan kepada The Guardian bahwa ketegangan antara Raja Salman dan MBS meningkat secara dramatis sejak akhir Februari lalu, saat Raja Salman yang kini berusia 83 tahun mengunjungi Mesir dan diperingatkan oleh para penasihatnya soal risiko langkah potensial melawan dirinya.
Rombongan Raja Salman yang khawatir akan adanya ancaman terhadap otoritas Raja Salman kemudian membuat tim keamanan baru yang terdiri dari 30 orang untuk mengamankan Raja Salman selama berada di Mesir. Langkah itu diambil karena 'beberapa staf keamanan yang asli mungkin hanya loyal kepada pangeran (MBS-red)'.
Adanya gesekan ayah-anak seakan tampak saat MBS tak ikut menjemput Raja Salman sepulang dari Mesir. Ditambah lagi, saat Raja Salman berada di Mesir, MBS menandatangani dua perubahan besar.
Perubahan pertama terkait penunjukan Putri Saudi menjadi Duta Besar Saudi untuk AS. Ini merupakan kali pertama dubes Saudi untuk AS dijabat seorang wanita.
Sementara itu perubahan kedua adalah penempatan Pangeran Khalid bin Salman sebagai wakil Menteri Pertahanan (Menhan). Penunjukan Pangeran Khalid seakan memperdalam sentralisasi kekuasaan di Saudi pada satu cabang keluarga saja.
Diungkapkan sumber bahwa pengumuman besar itu dilakukan tanpa sepengetahuan Raja Salman. Menurut sumber itu, Raja Salman marah atas keputusan MBS tersebut, terutama penunjukan Pangeran Khalid yang diyakini sebagai langkah prematur untuk menaikkan Pangeran Khalid ke posisi yang lebih senior. The Guardian diberitahu bahwa Raja Salman dan timnya mengetahui reshuffle itu melalui televisi.
Saudi tanggapi isu keretakan MBS-Raja Salman
The Guardian telah meminta tanggapan terkait isu keretakan MBS dan Raja Salman kepada otoritas Saudi sejak pekan lalu. Dalam tanggapan yang disampaikan Senin (4/3) pekan ini, otoritas Saudi memberikan komentar diplomatis soal pengumuman penunjukan dua pejabat besar yang disampaikan MBS tanpa kehadiran Raja Salman.
Baca juga : Arema FC Berharap Tak Turun Hujan Saat Hadapi Barito Putera
"Telah menjadi kebiasaan bagi Raja Arab Saudi untuk mengeluarkan sebuah perintah kerajaan yang mendelegasikan kekuasaan untuk mengelola urusan negara kepada wakilnya, Putra Mahkota, setiap kali beliau bepergian ke luar negeri. Inilah yang terjadi selama kunjungan terbaru Raja Salman ke Mesir," ujar juru bicara Kedutaan Besar Saudi di Washington DC kepada The Guardian.
Juru bicara tersebut menegaskan bahwa pengumuman itu disampaikan MBS dalam kapasitasnya sebagai Wakil Raja Saudi dan atas nama Raja Saudi. "Setiap tuduhan sebaliknya jelas tidak berdasar," tegasnya.
Juru bicara Kedubes Saudi itu tidak menanggapi lebih lanjut pertanyaan yang dilontarkan The Guardian soal perubahan tim keamanan yang mengawal Raja Salman dalam kunjungan di Mesir. Dia juga tidak berkomentar soal pembubaran tim keamanan ekstra yang disediakan Mesir, yang disebut merefleksikan hubungan mengkhawatirkan antara Raja Salman dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi.
No comments:
Post a Comment